Kamis, 17 Juni 2010

SILOGISME

Silogisme adalah suatu bentuk penarikan konklusi secaaaaaaaara deduktif tak langsung yang konklusi nya di tarik dari premis yang disediakan serentak. Karena silogisme adalah penarika konklusi yang sifatnya deduktif.penarikan konklusi secara langsung misalnya :
-Semua manusia adalah mortal
-Semua raja adalah manusia
-Semua raja adalah mortal

Ciri – ciri silogisme yang membedakannya dari jenis penarikan konklusi lainnya adalah;

1. konklusi dalam silogisme ditarik dari dua premis yang serentak disediakan, bukan dari salah satu premisnya saja.
Ciri – ciri ini membedakan silogisme dari bentuk-bentuk penarikan konsklusi langsung dan bentuk-bentuk penarikan tak langsung lainnya

2. Konklusi dari suatu silogisme tidak dapat mempunyai sifat yang lebih umum dari pada premis-premisnya.
Pada yang diberikan, konklusi : “ semua raja adalah mortal” walaupun umum sifatnya, namun lebih sempit pengertiannya dari premis-premisnya, karena term “semua raja” mengandung pengertian yang lebih sempit daripada “semua manusia”. Ciri ini membedakan silogisme dari pada bentuk penarikan konklusi secara induktif yang konklusinya selalu lebih umum dari pada preminya.

3. Konklusinya benar, bila dilengkapi dengan premis-premis yang benar.
Suatu hal yang penting, pada silogisme dan pada bentuk-bentuk inferensi deduktif yang lain, persoalan kebenaran dan ketidak benaran pada premis-premis tak pernah timbul, karena premis-premis selalu diambil yang benar; akibatnya konklusi sudah diperlengkapi dengan hal-hal yang benar. Dengan kata lain, silogisme tinggal hanya mempersoalkan kebenaran formal (kebenaran bentuk) dan tidak lagi mempersoalkan kebenaran material (kebenaran isinya).

Struktur Silogisme

Sebuah silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu dua buah proposisi yang diberikan dan sebuah proposisi yang ditarik dari dua buah proposisi yang diberikan itu. Proposisi yang ditarik itu dinamai konklusi dan dua proposisi yang diberikan itu dinamai premis. Silogisme mempunyai enam term. Sebenarnya silogisme mempunyai tiga term.

Tiga term ini mempunyai nama-nama yang tertentu. Predikat konklusi dinamai term mayor, subyek konklusi dinamai term minor, dan term yang sama-sama terdapat pada kedua proposisi itu term penengah merupakan unsure umum bagi kedua premis itu, merupakan faktor penting dalam silogisme, karena term penengah inilah yang menyebabkan kedua premis itu saling berhubungan dan karenanya dari kedua premis itu dapat diambil konklusi. Term penengah menetapkan hubungan antara term mayor dan term minor.

Jika antara term mayor dan term minor tidak terdapat hubungan, konklusi tidak dapat ditarik. Dalam contoh yang diberikan tadi, konklusi : “semua raja adalah mortal” tidak akan dapat ditarik jika term penengah “manusisa” tidak ada. Itulah sebabnya maka pada dua proposisi : “semua manusia adalah tak mortal” dan “semua raja adalah tak manusia”, konklusi tidak dapat ditarik.

Premis yang di dalamnya terdapat term mayor dinamai premis mayor, dan premis yang di dalamnya terdapat term minor dinamai term premis minor. Dalam silogisme lambang M dipakai untuk menunjukan term penengah, S menunjukan term minor dan P untuk term mayor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar